Saya Tidak Mengutuk Kegelapan Lagi
Dulu, saya senang mengutuk kegelapan. Duduk, berdiskusi, dan mengutuk kegelapan yang ada di sekitarnya bersama-sama. Dengan ditemani kopi saya selalu menghasilkan kritik destruktif, kritik yang penuh dengan kata-kata menjatuhkan tanpa adanya solusi yang diberikan. Memandang segala sudut kelemahan tanpa ada proses perbaikan. Ini gaya khas mahasiswa-lah, menurut saya. Dulu, saya senang mengutuk kegelapan. Saya sering beranggapan, perbaikan itu bukanlah tugas saya. Sudah ada bapak-bapak diluar sana yang memiliki pakaian rapi dan di gaji untuk melakukan pekerjaannya. Kalau saya mengerjakannya, mereka ...